TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Titik Terang {5}



Titik Terang {5}

0 "Bagaimana kalau kita lempari dia dengan kerikil? Pukul pakai kayu, atau—"     
0

"Berhentilah memiliki fantasi yang sanbat mengerikan, Si Qi. Apa yang kau pikirkan itu? Tak selama sosok yang kita lihat itu adalah manusia yang jahat. Bisa saja dia baik, dia hanya di sini karena ingin menenangkan diri sama seperti apa yang sering kita lakukan. kalau kamu memukulnya dan melemparinya batu, bisa-bisa kamu akan berbuat hal yang sangat gila, kamu akan dicap sebagai manusia arogan yang tak tahu sopan santun karena telah memukuli orang, dan yang pasti kamu akan menjadi manusia paling dicari di muka bumi ini karena kamu adalah manusia yang sangat mengerikan, wanita galak yang tidak akan didekati oleh laki-laki mana pun dan—"     

"Oke, berhentilah mengata-ngataiku, Anqier. kalau tidak, aku akan benar-benar memukul pantatmu sampai kamu sendiri tidak tahu letak pantatmu ada di mana. Apa kamu paham?" kesal Yang Si Qi. Liu Anqier pun terkekeh karena ucapan Yang Si Qi. Membuat suara gaduh keduanya membuyarkan konsentrasi sosok yang ada di batu tersebut.     

"An… Anqier, sosok yang ada di atas batu itu bergerak-gerak. dia sepertinya mau bangun, dia—"     

Ucapan Yang Si Qi terhenti, pun dengan Liu Anqier saat melihat sosok yang ada di atas batu itu duduk, dan memandang keduanya dengan mimik wajah yang kesal luar biasa. Ketiga orang yang ada di sana pun sama-sama terdiam, ketiganya seolah bingung dengan apa yang mereka pandang ini. seolah tidak percaya dengan apa yang mereka lihat satu sama lainnya.     

"Dayang Liu?"     

"Panglima Jiang?"     

Kaget Liu Anqier dan Jiang Kang Hua secara bersamaan, Yang Si Qi pun yang tidak paham jika mereka saling mengenal satu sama lain pun hanya bisa memandang keduanya dengan bodoh, untuk kemudian dia memandang Liu Anqier dengan mimik wajah yang bahkan lebih bodoh dari pada sebelumnya.     

"Kau kenal dia, Anqier?" tanyanya kemudian.     

Jiang Kang Hua pun mendekat, kemudian dia memaksakan seulas senyum kepada Yang Si Qi. Setelah itu pandangannya beralih kepada Liu Anqier.     

Sementara itu, Liu Anqier agaknya bingung. Harus mengatakan apa dia sekarang untuk menjawab ucapan dari Yang Si Qi. Mengatakan jika Jiang Kang Hua adalah Panglima Perang kerajaan iblis? Yang ada Yang Si Qi akan histeris dan memandang Jiang Kang Hua sebagai sosok yang sangat mengerikan. Padahal kenyataannya, itu salah sama sekali. Jiang Kang Hua bukanlah sosok yang mengerikan. Lebih dari itu, Jiang Kang Hua benar-benar seperti manusia pada umumnya yang memiliki hati yang sangat baik, tegas, dan adil dalam bersikap. Dia benar-benar jauh dari sosok dan ciri-ciri iblis di mana pun itu berada.     

"Oh, dia… dia ini…," kata Liu Anqier bingung. Untuk kemudian dia langsung berlari mendekati Jiang Kang Hua, merangkulnya dan menepuk-nepuk punggung Jiang Kang Hua dengan sangat keras. Bahkan Jiang Kang Hua sampai terbatuk karena tingkah Liu Anqier itu. "Dia ini adalah salah satu manusia yang terperangkap di alam iblis. Dia menjadi salah satu prajurit paling berbakat di sana. Dan kamu tahu, Si Qi, dia inilah yang mengajariku ilmu seni bela diri sehingga aku bisa sepintar ini sekarang. Ucapkan terimakasih kepada Guru tertuamu ini," jelas Liu Anqier pada akhirnya. Mendengar hal itu, Jiang Kang Hua nyaris tak percaya. Bagaimana bisa, di antara semua hal yang ada di dunia, Liu Anqier memperkenalkan dirinya sebagai manusia yang terperangkap di alam iblis? Kemudian Jiang Kang Hua menggelengkan kepalanya. Agakanya dia mulai sadar. kalau sampai dia Liu Anqier mengatakan itu, Liu Anqier pasti sedang melindungi dirinya dari sahabatnya dari alam manusia tersebut.     

"Salam hormatku, Guru Muda," kata Yang Si Qi. Matanya yang genit tampak mengedip nakal kepada Jiang Kang Hua. Yang berhasil membuat Jiang Kang Hua kaget bukan main karenanya.     

"Dan, Panglima… maksudku, Tuan Jiang, dia adalah sahabatku di dunia manusia. Kau bisa memanggilnya Nona Yang. Sosok yang periang luar biasa dan sangat baik," kata Liu Anqier kemudian.     

Yang Si Qi langsung menarik tangan Liu Anqier, kemudian dia bergerak-gerak gelisah sambil memainkan lengan Liu Anqier dengan jarinya.     

"Anqier, kenapa kau tak mengatakan kepadaku sebelumnya kalau kau memiliki teman seorang manusia yang tersesat tak berdaya di alam iblis? Kalau kau mengatakannya, aku bisa dengan senang hati ikut denganmu ke sana. Maka aku akan menjadi teman yang baik untuk Tuan Jiang ini…," genit Yang Si Qi yang berhasil membuat Liu Anqier menggelengkan kepalanya. Bagaimana tidak, seolah menjadi kebiasaan kalau ada laki-laki tampan Yang Si Qi akan seperti ini. "Oh ya, Tuan Jiang. Apakah manusia yang sudah lama menetap di alam iblis itu auranya berubah?"     

"Maaf, apa maksudmu, Nona Yang?" tanya Jiang Kang Hua pada akhirnya. Yang Si Qi tampak menggelengkan kepalanya.     

"Tidak apa-apa, hanya saja, aku melihat aura hitam di tubuhmu. Biasanya itu adalah aura dari bangsa iblis. Namun sayangnya, meski aura hitam itu tampak sangat besar dan luar biasa yang seperti aku lihat pada diri Chen Tao, maksudku, Emo Shao Ye, kau pasti mengenal dia kan, karena dia Raja Iblis. Aku pernah bertemu dengannya bahkan sering, aura kalian sama. Tapi bedanya adalah, kenapa auramu aneh, sedikit tidak terbaca sama sekali."     

"Karena dia manusia, bukan?" kata Liu Anqier kemudian. Dia benar-benar lupa, kalau Yang Si Qi adalah orang yang paling peka untuk membaca jenis makhluk yang ada di alam raya ini. Seharusnya dia tak gegabah menyebut Jiang kang Hua adalah manusia.     

"Karena di alam iblis tentunya semua yang ada di sana mendapatkan banyak sekali ritual, kami harus meminum darah, dan darah kami diminum. Itulah mengapa aura kami menjadi menyerupai mereka."     

"Begitu?"     

"Y… ya, tentu saja. Memangnya kau bisa berpikir ada iblis yang auranya abu-abu?" kata Jiang Kang Hua seolah menantang. Yang Si Qi tampak kebingungan.     

"Aku hanya melihat Chen Tao, maksudku Emo Shao Ye, dan dia benar-benar tak terbaca sama sekali. karena dia memiliki aura yang bercampur-campur dan sangat membingungkan. Jadi ya aku pikir kau setipe dengan dia," putus Yang Si Qi kemudian,     

Jiang Kang Hua tampak lega bukan main, seolah dia sedang disidang oleh banyak orang hanya karena ucapan dari Yang Si Qi ini.     

"Ohya, Dayang Liu… maksudku, Nona Liu. Bagaimana bisa kau ada di sini? Apakah itu berarti jika kau selama ini masih berada di wilayah dekat sini? Bagaimana keadaanmu? Kau sudah baik-baik saja? Melihatmu berdiri seperti ini dan dalam keadaan baik benar-benar membuatku sangat bersyukur. Sungguh!" kata Jiang Kang Hua yang terlihat begitu bahagia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.